Kamis, 17 Februari 2011

Keajaiban air, dan pengaruh perkataan serta amal perbuatan yang baik terhadap konstelasi kehidupan alam semesta.

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman” (Q.S. Al Anbiya :30)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abu Hurairah ra. bahwa beliau berkata kepada Rasulullah saw., ” Ya, Rasulullah, bila aku melihatmu aku merasa senang sekali di hatiku, maka
cobalah beritahukan aku akan segala sesuatu” . Rasulullah saw. Menjawab kullu syai’in huliqa mim maain. Artinya, ”Segala sesuatu diciptakan dari air”.
Air merupakan salah satu rahmat Allah kepada manusia, Manusiatidak bisa hidup tanpa air, dan manusia tidak bisa hidup tanpa rahmat dari Allah. Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpa air semua akan mati kehausan. Tetapi di Jepang, Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air. Hasilnya, penemuan baru ilmu pengetahuan, memaksa kita untuk merubah pemahaman kita tentang Ilmu Alam konvensional yang membedakan adanya benda hidup dan benda mati. Air asal mula kehidupan, dikutip dari buku-buku : “Pesan-pesan dari Air 1, 2″ dan “Air Mengetahui Jawabannya” yang ditulis oleh Dr. Masaru Emoto, ketua dari International Hado Membership (IHM). Mengenai keajaiban air ini, IHM telah melakukan beberapa eksperimen yang menakjubkan. Prosedur eksperimennya sebagai berikut. Air yang akan diuji-coba diteteskan ke dalam 100 cawan Petri dan disimpan dalam mesin pembeku selama 2 jam. Kristal-air yang telah membeku kemudian diletakkan di bawah kegelapan mikroskop dengan ujung es-nya dipotret dengan pembesaran 200 – 500 kali. Berikutnya, kristal-air yang beku ini kita sebut kristal

Masaru Emoto dan rekan-rekan kerjanya menggunakan ‘dark field microscope’ untuk melihat molekul-molekul air ini. Ia tidak berhenti dengan satu percobaan saja. Ada beberapa koleksi foto dari Prof. Emoto yang memperlihatkan perbedaan tampilan antara air yang dibenci dan disayang, air yang didoakan dan dimaki-maki, air yang didengarkan musik rock dan musik klasik.
Dampak tulisan terhadap air.
Tulisan kata “Cinta/Syukur” dipertunjukkan pada air. Pengarang menulis dalam laporannya, “Kami mengambil beberapa foto dari beberapa kristal dari sampel ini dan ini adalah kristal pertama yang terindah yang kami lihat. Memang, tidak ada yang lebih penting daripada cinta dan rasa syukur di dunia ini. Hanya dengan mengekspresikan cinta dan rasa syukur, air di sekeliling kita dan pada tubuh kita berubah menjadi indah. Tentu kita ingin menerapkan hal ini dalam kehidupan kita sehari-hari bukan ?”
Kata-kata yang dipertunjukkan pada air di sini adalah : "Kamu membuat saya jijik. Saya akan bunuh kamu." Dalam laporannya tertuliskan: "Ini adalah kata-kata yang remaja sekarang sering gunakan. Oleh karenanya bentukan dari airnya adalah seburuk yang telah kami duga sebelumnya. Bentukkan kristalnya menyimpang, bersifat memohon dan berantakan. Sungguh-sungguh berupa image dari kata-kata : "Kamu membuat saya jijik" dan "Saya akan bunuh kamu." Bahwasanya kita tinggal pada dunia di mana kata-kata seperti ini banyak digunakan sungguhlah menakutkan. Kita harus melakukan sesuatu dalam hal ini."
Dampak pikiran manusia terhadap air.IHM juga telah melakukan berbagai eksperimen yang menunjukkan bahwa air mempunyai kemampuan untuk merefleksikan kesadaran manusia dan dirubah olehnya. Dalam laporan eksperimennya Dr. Emoto menulis, "Sejauh ini, kami telah melakukan eksperimen-eksperimen menarik dengan mengekspos air terhadap musik, terhadap bahasa dan terhadap sebutan. Dan percobaan kami dalam mengekspos air terhadap bahasa telah memperoleh hasil yang lebih bagus daripada yang kita duga. Dengan hasil dari eksperimen-eksperimen ini, kami bisa mengambil hipotesa bahwa pesan-pesan dapat dikirimkan melalui "bentuk" seperti kata-kata dan gambar-gambar. Kami tidak menduga bahwa kristal bisa menunjukkan perubahan yang dramatis dan jelas. Kami menjadi le ih menyadari bahwa air menyimpan dan mengirim pesan-pesan. Oleh karena itu, kami tidak bisa menahan untuk tidak melangkah masuk dalam teritori dari kesadaran/pikiran- manusia. Kami ingin tahu "pikiran manusia" bisa menyebabkan perubahan yang bagaimana ?"Sekarang mari saya berikan hasil dari eksperimen "pikiran manusia" -nya. Dalam laporannya Dr. Emoto menjelaskan: "Pada tanggal 17 Januari 1995, 3-hari setelah gempa bumi dahsyat Hanshin-Awaji yang terjadi di daerah Kobe, kami mengambil foto kristal dari air keran di Kobe. Sepertinya airnya menggambarkan ketakutan, kepanikan dan kesedihan yang mendalam dari orang-orang setelah mengalami gempa bumi. Kristalnya sungguh-sungguh hancur. Sebuah foto yang  membuat orang gemetar. Kami bahkan merasa bahwa kami tidak bisa mempublikasikan ini karena kemisteriusannya yang mendalam. Tetapi, 3 bulan setelah itu . . . bantuan dan simpati dari seluruh dunia dikirimkan pada orang-orang di Kobe. Kristalnya memperlihatkan ekspresi dari perasaan prihatin dan mendoakan." 
Eksperimen berikutnya “Pada jam 2.00 siang pada tanggal 2 Februari 1997, saya akan meletakkan segelas air keran dari Shinagawa-ku di atas meja saya di kantor. Mohon kirimkan perasaanmu kepada air ini pada waktu yang bersamaan dari seluruh Jepang. Tentu saja, supaya air ini menjadi air yang bersih. Dr. Emoto melaporkan, “Tentu saja, tidak ada perubahan secara fisik. Kami tidak mengharapkan hal itu terjadi, tetapi kami bisa melihat perubahan yang jelas dari kondisi airnya. Semua staff karyawan sangat terharu dan mereka hampir menangis karenanya. Kami sangat berterima kasih pada semua yang berpartisipasi dari seluruh Jepang. Kami mulai merasa bahwa pikiran manusia bisa dikumpulkan terlepas dari seberapa jauh mereka berada.” Dalam hal ini, kristal-air telah menampilkan dengan jelas pada kita bahwa pikiran manusia sebenarnya adalah substansi materi yang eksis, dan substansi ini bahkan bisa merubah lingkungan kita.
Dr. Emoto akhirnya berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin, Prancis, Palestina, dan Kemudian di undang ke Markas Besar PBB di New York
untuk mempresentasikan temuan pada bulan Maret 2005 lalu. Ternyata air bisa “mendengar” kata-kata, bisa “membaca” tulisan, dan bisa “mengerti” pesan.
Dalam bukunya ” The Hidden Message in Water”, Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan , seperti pita magnetik atau compact disk.

Seorang Ustazd dari Malaysia Abdullah Mahmud yang menyaksikan presentasi Dr. Emoto menyampaikan ucapan: “Jika hendak air itu berasa manis maka masukkanlah gula, jika hendak air itu berwarna maka masukkanlah pewarna dan jika hendak air itu mulia maka masukanlah ayat-ayat yang mulia kepadanya”. Maka tidak heran ketika air zam-zam merupakan kristal yang paling cemerlang diantara kristal-kristal yang lain.
Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Barangkali temuan ini bisa menjelaskan, kenapa air putih yang di doakan bisa menyembuhkan si sakit. Dulu, hal ini kita anggap musrik, atau paling sedikit kita anggap sugesti, tetapi ternyata Molekul air itu menangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh si sakit. Tubuh manusia memang 75% terdiri dari air. otak 74.5%, darah 82% air, tulang yang keras pun mengandung 22% air.


Rasulullah saw, bersabda, “ZamZam Lima Syuriba Lahu,” Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya. Barang siapa minum supaya kenyang,
dia akan kenyang. Barang siapa minum dengan niat kesembuhan, Insya Allah dia akan sembuh. Subhanallah !

Maka benarlah juga kiranya Imam Abu Hanifah rah.a. ketika beliau mengatakan bahwa dosa manakah yang telah diampunkan terlihat dari tetesan air orang yang berwudlu.
Dan demikian juga ketika Sholahuddin al Ayyubi (panglima perang Salib) mengatakan kepada ibunya bahwa belum pernah dia merasakan kegentaran seperti yang dirasakan sekarang dalam rangka persiapan perang besok pagi. Maka ibunya berkata, ”Ini bukan kesalahanmu, nak. Ini akibat ibumu suatu ketika lupa memberikan kamu makanan dari air susuku tanpa wudlu dan berdoa sebelumnya”.
Walaupun masih bisa menjadi perdebatan ilmiah, akan tetapi setidaknya penjelasan diatas bisa digunakan untuk membuat suatu hipotesa bahwa air yang baik (mutlaq, bandingkan dengan musta’mal dan muttanajis) bila digunakan untuk berwudlu akan sanggup untuk menggugurkan dosa tertentu, dan demikian juga air susu ibu bila diberikan dengan cara yang baik disertai wudlu dan berdoa sebelumnya akan menggugurkan sifat-sifat yang buruk pada manusia. Beruntung orang beriman diberi keyakinan terlebih dahulu, walaupun belum
Apakah hanya berlaku pada air saja ?
Ternyata tidak. Kata-kata dan juga amal manusia ini merupakan sebuah energi yang menurut hukum kekekalan energi tidak akan pernah musnah, hanya akan berubah dari satu bentuk energi ke bentuk lainnya. Ketika kata-kata yang buruk/marah/kesal ini diucapkan pada nasi, tanaman, dan benda benda lain, dan bahkan hati manusia, maka kita yakin akan dapatkan reaksi yang negatif. Sedangkan sekiranya kata-kata yang baik/sabar/lembut diucapkan maka reaksinya positif pula. Maka wajarlah kalau ajaran agama melarang kepada kita untuk mencela makanan, mengutuk keadaaan spt sakit/hujan/panas, ataupun memberi beban berlebihan kepada hewan peliharaan. Apalagi kalau kata-kata yang kesat itu diucapkan pada manusia entah itu istri, anak, keluarga, tetangga, atau rekan kerja kita yang mempunyai hati, maka tak heran kita bisa melihat bentuk perlawanan mereka berupa ketidak taatan ataupun kesetiaan yang pura-pura. Maka wajar juga kalau agama menganjurkan menyebarkan salam, memuji makanan, bersabar atas keadaan sakit/hujan/panas, atau mendamaikan yang bersengketa. Apalagi kalau kata-kata yang baik diucapkan kepada manusia entah itu istri, anak, keluarga, tetangga, atau rekan kerja kita yang mempunyai hati, maka tak heran akan muncul balasan berupa ketaatan dan kesetiaan yang haqiqi.
Sebagaimana Rasulullah saw. ketika datang seorang pria minta izin kepada beliau untuk berzina, semua sahabat telah marah dan mengeluarkan pedang mereka, akan tetapi Rasulullah dengan lembut mengatakan,”Bagaimana sekiranya orang lain berzina dengan isterimu, apakah engkau suka ?” dijawab oleh pemuda itu,”Tidak!”. Rasulullah ulangi hal tersebut untuk ibunya, anak perempuannya, dan saudara perempuannya, dan semuanya dijawab tidak oleh pemuda tadi. Jadi kata Rasulullah saw. ,”Demikian juga orang lain tidak suka istrinya, ibunya, anak perempuannya, dan saudara perempuannya dizinahi”. Kemudian Rasulullah berdoa supaya hilangkan keinginan zina dari dada pemuda tadi. Menurut riwayat, sampai akhir hayatnya pemuda tadi tidak pernah melakukan zina.
Sebagaimana air yang mampu menyimpan pesan, demikian juga dinding yang empat atau bumi yang kita pijak menjadi saksi apa yang kita lakukan. Yauma idzin tuhadditsu ahbaroha, bianna robbaka auhaa lahaa. (al Zalzalah 99: 4-5) Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. Dan apa yang diceritakan bumi ketika itu adalah apa yang menjadi perbuatan manusia diatasnya. Dan dosa yang pertama kali akan diungkapkan adalah apa yang telah dilakukan kedua pangkal pahanya, yaitu dosa zina.
Maka pantaslah juga kalau bumi ini akan berkata ketika mayat dibenamkan ke dalamnya…..o tuan engkau di bumi adalah orang yang paling aku benci (karena perbuatan jahat yang kalian lakukan) maka saksikanlah apa yang aku perbuat terhadapmu, maka kubur akan menghimpitnya sehingga tulang rusuknya akan berceragah saling menikam satu dengan yang lainnya. Sementara bagi yang lainnya bumi akan berkata…o tuan engkau di muka bumi adalah orang yang paling aku cinta/ suka (karena perbuatan baik yang kalian lakukan) maka saksikanlah apa yang aku perbuat terhadapmu sebagai balasannya, maka kubur akan terbentang luas sejauh mata memandang, kemudian salah satu pintu syurga akan terbuka dan semilir angin syurga akan membawa bau-bauan yang harum memenuhi kubur kita.
Inna fi halqis samaawaati wal ardl wahtilafil laili wan nahari la ayaati li ulil albab, alladzi na yadzkuruna qiyaman wa qu’udan wa’ala junubihim wayatafakkaru na fi halqis samaawaati wal ardl robbana ma halaqta hadza bathila subhanaka faqina ’adza bannaar (Ali Imran 2: 190-191)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi : “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.
Maka dari itu hendaknya kita berhati-hati dengan ucapan atau pun perbuatan yang akan kita lakukan. Sungguh ucapan dan perbuatan kita akan kekal dan menjadi beban pertanggungjawaban kita di depan mahkamah Ilahi. Alangkah indahnya apabila istri, anak, keluarga, tetangga, rekan kerja dan seluruh benda-benda di langit dan di bumi menjadi saksi atas perbuatan baik kita.

0 komentar:

Posting Komentar